Penyebab dan Tanda Perusahaan Bangkrut
Banyak kasus yang terjadi mengenai
kegagalan perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Tidak hanya usaha
yang hanya berjalan sebentar (1-2 tahun) tetapi usaha yang sudah
berjalan puluhan tahun pun mempunyai peluang yang sama untuk gagal
apabila tidak bisa menangani penyebab kegagalan tersebut.
Contoh nyata yang terjadi pada Batavia Air, dimana telah dinyatakan pailit alias mengalami kebangkrutan. Seperti yang dilansir suarapengusaha.com,
kepailitan Batavia Air disebabkan karena manajemen perusahaan yang
tidak handal. Manajamen yang tidak kompeten untuk mengurusi perusahaan
dengan benar hanya akan membuat dampak yang negatif bagi perusahaan.
Berbeda dengan maskapai milik Malaysia,
AirAsia dimana Tony Fernandez selaku CEO menerapkan manajemen yang
sangat baik untuk menghindarkan kebangkrutan yang dialami AirAsia.
Seperti yang kita tahu, AirAsia diambil alih oleh Tony Fernandez ketika
perusahaan tersebut sedang mengalami kepailitan dengan jumlah utang yang
sangat besar. Tetapi pada saat ini AirAsia mampu menjadi salah satu
maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara. Bahkan mampu menjadi
salah satu sponsor salah satu klub Liga Inggris. Hal ini tidak terlepas
dari manajemen yang diterapkan oleh Tony Ferandez untuk merekontruksi
sistem manajemennya menuju keberhasilan perusahaan.
Setiap kegegalan suatu bisnis pasti
memilik sebab dan tanda-tanda yang mengiringinnya. Berikut beberapa
tanda-tanda jatuhnya sebuah bisnis yang dirangkum dari berbagai
pengalaman para praktisi bisnis yang telah berpengalaman jatuh bangun
mengelola usaha.
Pertama, Tidak Sabar. Pebisnis
yang tidak tidak mempunyai kesabaran dalam menjalankan bisnisnya
cenderung tidak telaten mengelola usaha. Selain itu, ketidaksabaran juga
menyebabkan banyak kecerobohan yang muncul. Ketidaksabaran dan
kecerobohan merupakan faktor yang sering menjadi penyebab hancurnya
bisnis yang sudah dibina bertahun tahun.
Kedua, melupakan kepentingan
usaha, dan mengutamakan kepentingan pribadi. Pebisnis yang mulai sukses,
seringkali lupa untuk membangun usahanya lebih kuat, dan lebih berdaya
saing. Kebanyakan pebisnis yang belum bisa memajemen dirinya dnegan
baik terlena dengan usahanya yang sudah mulai berjalan, padahal sejalan
dengan berkembangnya usaha yang didirikannya, banyak kebutuhan yang
diperlukan untuk mendukung kegiatan usaha tersebut. Ia justru
meningkatkan dan mengutamakan keperluan pribadi yang justru tidak ada
hubungannya dengan kegiatan usaha.
Ia lebih banyak mengutamakan untuk
menimbum kekayaan dan bergaya hidup mewah dari hasil keuntungannya.
Bersikap seolah sudah menjadi pengusaha yang sudah sukses padahal masih
banyak yang harus dikerjakan untuk membentuk suatu ketahanan diri
perusahaan dari semua masalah yang sekiranya muncul. Ia lebih banyak
mengutamakan pencitraan kesuksesan perusahaan kepada masyarakat sekitar
atau bahkan kolega-koleganya. Hal inilah yang kemudain menjadi bumerang
bagi dirinya, ketika kondisi keuangan menipis maka kebingungan
menghamipirnya. Dan, apabila tidak bisa bereaksi dengan cepat maka
kebangkrutan pasti cepat atau lambat akan menghampirinya.
Ketiga, terjebak kredit macet.
Akses kredit dari perbankan yang mudah kalau tidak digunakan dengan
hati-hati dan terukur akan menjadi kejatuhan dari bisnis yang dijalanai.
Akan sangat bijak apabila, kredit yang digunakan benar-benar digunakna
untuk kepentingan usaha bukan untuk kepentinganpribadi.
Keempat, terlibat masalah hukum.
Ketika sudah bertekad menjadi pewirausaha, yang paling penting
diperhatikan adalah perilaku sosial harus jauh dari masalah hukum,
misalnya menipu, membohongi orang lain, mencuri serta berperilaku
negatif, karena sewaktu-waktu bisa saja seseorang terjerat hukum yang
berakibat buruk bagi bisnis yang sedang dibangun. Jika terbelit masalah
hukum, reputasi bisnis dapat hancur dalam waktu yang sangat singkat.
Kelima, gampang tergoda promosi.
Menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan perusahaan memang itulah
harapannya, tetapi banyak pewirausaha yang baru tumbuh selain memiliki
kebiasaan membeli produk yang tidak ada manfaatnya juga gampang tergoda
oleh rayuan promosi. Setiap ada pameran selalu selalu meneken kontrak
order barang tanpa memperdulikan kondisi keuangan perusahaan.
Keenam, terlalu ambisius. Modal
nekad/ambisius tanpa perhitungan, sabet uang sana-sini, tanpa
memperhitungkan darimana asalnya uangnya. Ujung-ujungnya usahanya terus
merosot ke bawah hanya karena gengsi ingin dikatakan sebagai pengusaha
multi talenta dan berhasil dimana-mana.
Ketujuh, lupa mengembalikan
pinjaman. Jika meminjam sering lupa menggembalikan sehingga reputasinya
hancur, dan jika berbisnis dengan bagi hasil seringkali abai memberikan
hak bagi hasil kepada orang lain. Karena sering lupa bahwa yang
digunakan usaha adalah duitnya orang, biasanya usaha yang dijalankan
berakhir dengan masalah dan percekcokan.
Kedelapan, kurang berinovasi,
tidak mau dan tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan
bisnisnya yang terus berkembang dan terus berubah seiring dengan
perubahan zaman dan sosial masyarakat. Akhirnya bisnisnya tidak laku dan
ditinggalkan pelanggan.
Kesembilan, tidak mampu melakukan
kaderisasi, dan malas membangun sistem, serta enggan mendelegasikan
tugas yang optimal kepada tim dalam perusahaannya dengan baik, sehingga
usahanya stagnan dan kehilangan energi untuk berkembang. Jika tidak
diantisipasi usahanya lambat laun akan mati.
Perlu diingat, seberapapun lamanya
perusahaan berjalan, tetap saja mempunyai peluang kegagalan yang sama
dengan perusahaan yang baru berjalan. So, berhati-hatilah dalam
menjalankan bisnis Anda, kalau perlu perbanyaklah untuk bersedekah
kepada orang yang tidak mampu. Karena Allah telah menggaransi barang
siapa yang mau untuk bersedekah maka akan dilipatkan rezekinya.
Berikan kepada yang berhak terhadap apa
yang kita punya, kalau hanya mempunyai sedikit berikan sesuai dengan
kemampuan kita. Syukur-syukur kalau kita kaya, kita bisa memberikan yang
lebih bagi orang yang mempunyai hak atas kekayaan kita. Kepada siapa
kita memberikan hak harta yang kita miliki? Tentu saja kepada fakir
miskin maupun anak yatim. Insyaallah harta kekayaan yang kita miliki
jauh lebih barakah apabila kita tunaikan ddengan baik. Malah Allah akan
menambah yang lebih banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar