Rabu, 14 Agustus 2013

Penyebab dan Tanda Perusahaan Bangkrut

 

batavia
Banyak kasus yang terjadi mengenai kegagalan perusahaan dalam menjalankan roda bisnisnya. Tidak hanya usaha yang hanya berjalan sebentar (1-2 tahun) tetapi usaha yang sudah berjalan puluhan tahun pun mempunyai peluang yang sama untuk gagal apabila tidak bisa menangani penyebab kegagalan tersebut.
Contoh nyata yang terjadi pada Batavia Air, dimana telah dinyatakan pailit alias mengalami kebangkrutan. Seperti yang dilansir suarapengusaha.com, kepailitan Batavia Air disebabkan karena manajemen perusahaan yang tidak handal. Manajamen yang tidak kompeten untuk mengurusi perusahaan dengan benar hanya akan membuat dampak yang negatif bagi perusahaan.
Berbeda dengan maskapai milik Malaysia, AirAsia dimana Tony Fernandez selaku CEO menerapkan manajemen yang sangat baik untuk menghindarkan kebangkrutan yang dialami AirAsia. Seperti yang kita tahu, AirAsia diambil alih oleh Tony Fernandez ketika perusahaan tersebut sedang mengalami kepailitan dengan jumlah utang yang sangat besar. Tetapi pada saat ini AirAsia mampu menjadi salah satu maskapai penerbangan terbaik di Asia Tenggara. Bahkan mampu menjadi salah satu sponsor salah satu klub Liga Inggris. Hal ini tidak terlepas dari manajemen yang diterapkan oleh Tony Ferandez untuk merekontruksi sistem manajemennya menuju keberhasilan perusahaan.
Setiap kegegalan suatu bisnis pasti memilik sebab dan tanda-tanda yang mengiringinnya. Berikut beberapa tanda-tanda jatuhnya sebuah bisnis yang dirangkum dari berbagai pengalaman para praktisi bisnis yang telah berpengalaman jatuh bangun mengelola usaha.
Pertama, Tidak Sabar.  Pebisnis yang tidak tidak mempunyai kesabaran dalam menjalankan bisnisnya cenderung tidak telaten mengelola usaha. Selain itu, ketidaksabaran juga menyebabkan banyak kecerobohan yang muncul. Ketidaksabaran dan kecerobohan merupakan faktor  yang sering menjadi penyebab hancurnya bisnis yang sudah dibina bertahun tahun.
Kedua, melupakan kepentingan usaha, dan mengutamakan kepentingan pribadi. Pebisnis yang mulai sukses, seringkali lupa untuk  membangun usahanya lebih kuat, dan lebih berdaya saing. Kebanyakan pebisnis yang belum bisa memajemen dirinya dnegan baik terlena dengan usahanya yang sudah mulai berjalan, padahal sejalan dengan berkembangnya usaha yang didirikannya, banyak kebutuhan yang diperlukan untuk mendukung kegiatan usaha tersebut. Ia justru meningkatkan dan mengutamakan keperluan pribadi yang justru tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha.
Ia lebih banyak mengutamakan untuk menimbum kekayaan dan bergaya hidup mewah dari hasil keuntungannya. Bersikap seolah sudah menjadi pengusaha yang sudah sukses padahal masih banyak yang harus dikerjakan untuk membentuk suatu ketahanan diri perusahaan dari semua masalah yang sekiranya muncul.  Ia lebih banyak mengutamakan pencitraan kesuksesan perusahaan kepada masyarakat sekitar atau bahkan kolega-koleganya. Hal inilah yang kemudain menjadi bumerang bagi dirinya, ketika kondisi keuangan menipis maka kebingungan menghamipirnya. Dan, apabila tidak bisa bereaksi dengan cepat maka kebangkrutan pasti cepat atau lambat akan menghampirinya.
Ketiga, terjebak kredit macet. Akses kredit dari perbankan yang mudah kalau tidak digunakan dengan hati-hati dan terukur akan menjadi kejatuhan dari bisnis yang dijalanai. Akan sangat bijak apabila, kredit yang digunakan benar-benar digunakna untuk kepentingan usaha bukan untuk kepentinganpribadi.
Keempat, terlibat masalah hukum.  Ketika sudah bertekad menjadi pewirausaha, yang paling penting diperhatikan adalah perilaku sosial harus jauh dari masalah hukum, misalnya menipu, membohongi orang lain, mencuri serta berperilaku negatif, karena sewaktu-waktu bisa saja seseorang terjerat hukum yang berakibat buruk bagi bisnis yang sedang dibangun. Jika terbelit masalah hukum, reputasi bisnis dapat hancur dalam waktu yang sangat singkat.
Kelima, gampang tergoda promosi. Menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan perusahaan memang itulah harapannya, tetapi banyak pewirausaha yang baru tumbuh selain memiliki kebiasaan membeli produk yang tidak ada manfaatnya juga gampang tergoda oleh rayuan promosi. Setiap ada pameran selalu selalu meneken kontrak order barang tanpa memperdulikan kondisi keuangan perusahaan.
Keenam, terlalu ambisius. Modal nekad/ambisius tanpa perhitungan, sabet uang sana-sini, tanpa memperhitungkan darimana asalnya uangnya. Ujung-ujungnya usahanya terus merosot ke bawah hanya karena gengsi ingin dikatakan sebagai pengusaha multi talenta dan berhasil dimana-mana.
Ketujuh, lupa mengembalikan pinjaman. Jika meminjam sering lupa menggembalikan sehingga reputasinya hancur, dan jika berbisnis dengan bagi hasil seringkali abai memberikan hak bagi hasil kepada orang lain. Karena sering lupa bahwa yang digunakan usaha adalah duitnya orang, biasanya usaha yang dijalankan berakhir dengan masalah dan percekcokan.
Kedelapan, kurang berinovasi, tidak mau dan tidak cepat belajar tentang kondisi dari lingkungan bisnisnya yang terus berkembang dan terus berubah seiring dengan perubahan zaman dan sosial masyarakat. Akhirnya bisnisnya tidak laku dan ditinggalkan pelanggan.
Kesembilan, tidak mampu melakukan kaderisasi, dan malas membangun sistem, serta enggan mendelegasikan tugas yang optimal kepada tim dalam perusahaannya dengan baik, sehingga usahanya stagnan dan kehilangan energi untuk berkembang. Jika tidak diantisipasi usahanya lambat laun akan mati.
Perlu diingat, seberapapun lamanya perusahaan berjalan, tetap saja mempunyai peluang kegagalan yang sama dengan perusahaan yang baru berjalan. So, berhati-hatilah dalam menjalankan bisnis Anda, kalau perlu perbanyaklah untuk bersedekah kepada orang yang tidak mampu. Karena Allah telah menggaransi barang siapa yang mau untuk bersedekah maka akan dilipatkan rezekinya.
Berikan kepada yang berhak terhadap apa yang kita punya, kalau hanya mempunyai sedikit berikan sesuai dengan kemampuan kita. Syukur-syukur kalau kita kaya, kita bisa memberikan yang lebih bagi orang yang mempunyai hak atas kekayaan kita. Kepada siapa kita memberikan hak harta yang kita miliki? Tentu saja kepada fakir miskin maupun anak yatim. Insyaallah harta kekayaan yang kita miliki jauh lebih barakah apabila kita tunaikan ddengan baik. Malah Allah akan menambah yang lebih banyak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar