Rabu, 14 Agustus 2013

Kualitas Akademik Belum Tentu Menjamin Prestasi Kerja

Kualitas AkademikPada saat ini banyak perusahaan milik negara maupun swasta yang membuka lowongan pekerjaan dengan berbagai kualifikasi keahlian. Mulai dari cleaning service sampai direktur, masing-masing bagian memiliki syarat yang berbeda. Tiap perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan, pasti mensyaratkan pendidikan tertentu misalnya pendidikan minimal SMU, D3, atau S1. Namun sayangnya gelar pendidikan dan nilai ijazah kadang tidak sebanding dengan prestasi kerja. Kini nilai ijazah tidak bisa secara mutlak dijadikan tolok ukur untuk memperkirakan prestasi kerja calon pegawai, karena banyaknya penyalahgunaan ijazah bahkan membeli gelar dengan harga yang cukup mahal.
Sekalipun gelar dan nilai dalam ijazah asli, tetap belum bisa dijadikan tolok ukur. Sebagian perusahaan ada yang memberi kesempatan pegawainya untuk kuliah lagi untuk menambah ilmu dan mendapat gelar yang lebih tinggi, dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Namun sayangnya seringkali harapan itu tidak sama seperti kenyataan yang terjadi, ketika gelar yang tinggi tidak menambah prestasinya dalam bekerja.
Oleh sebab itu perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan selain mensyaratkan gelar pendidikan dan nilai ijazah, mereka juga mensyaratkan mengenai pengalaman kerja bagi para pendaftar. Karena orang dengan pengalaman kerja yang cukup lama walaupun tingkat pendidikannya rendah, kadang memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari orang yang memiliki gelar yang lebih tinggi tetapi belum pernah bekerja atau jam terbangnya masih sedikit. Selain karena pengalaman kerja yang belum banyak, prestasi kerja yang rendah juga dapat disebabkan oleh sumber daya manusianya. Banyak pegawai negeri ataupun swasta baik yang baru ataupun yang lama seringkali bermudah-mudah dalam melakukan amanah yang diberikan padanya. Bahkan tidak sedikit yang melakukan pelanggaran baik yang ringan, sedang, sampai berat. Hati yang kurang ikhlas membuat etos kerja yang naik turun. Jika sekiranya menguntungkan maka akan bersungguh-sungguh dalam bekerja, namun jika tidak mendapatkan keuntungan maka akan bermalas-malasan.
Beberapa tahun belakangan ini, pendidikan Indonesia mengalami kondisi yang kurang baik. Belum meratanya pendidikan di wilayah Indonesia menjadikan banyak anak yang belum mendapatkan pendidikan terutama di daerah pedalaman. Biaya pendidikan yang cukup mahal juga menghalangi anak-anak berprestasi untuk tetap bersekolah. Oleh sebab itu butuh perhatian yang serius terutama dari pemerintah supaya pendidikan Indonesia dapat lebih maju dan berkembang. Selain itu juga dibutuhkan pengawasan yang lebih ketat terhadap penyalahgunaan ijazah (misalnya beredarnya ijazah palsu) yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab serta pemberian nilai ijazah yang benar. Untuk meningkatkan prestasi kerja, maka ada baiknya para pelajar yang akan lulus dibekali pengalaman kerja yang cukup. Mungkin ada baiknya juga jika menentukan besar-kecilnya gaji pegawai disesuaikan dengan prestasi kerja masing-masing pegawai.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar