Pemilihan Karyawan Teladan: Apakah Diperlukan?
Kompetisi
adalah hal yang lumrah di muka bumi. Manusia terlahir sebagai makhluk
kompetitif. Takdir ini akan selalu terbawa dalam naluri bawah sadar
setiap manusia. Tanpa disadari, setiap orang akan menyukai adanya
kompetisi dalam kehidupannya. Banyak pengusaha atau manajer yang
berusaha memanfaatkan naluri berkompetisi dari staf mereka. Kompetisi
mencari karyawan teladan dengan imbalan tertentu akan
meningkatkan kinerja karyawan. Pertanyaanya, benarkah kita memerlukan
kompetisi pemilihan karyawan teladan seperti ini? Menilik mentalitas
kita yang menyukai kompetisi, jawaban tepat untuk pertanyaan di atas
adalah YA. Dengan mengadakan kompetisi antar karyawan, akan ada beberapa
keuntungan bagi kita.
1. Pemilihan karyawan teladan akan
berimbas pada iklim kompetisi sehat yang berefek langsung dengan kinerja
perusahaan secara keseluruhan. Karyawan akan berusaha menampilkan
performa terbaik mereka dalam rangka mendapatkan predikat sebagai
teladan. Secara otomatis, kinerja mereka akan sama-sama terangkat dan
akan meningkatkan produktifitas perusahaan .
2. Menjadi teladan artinya harus meningkatkan prestasi kerja. Peningkatan prestasi kerja
tentu ditunjukkan dengan tingkat profesinalitas yang tinggi, pencapaian
yang maksimal dan kesalahan yang terminimalkan. Artinya, hanya dengan
memberikan penghargaan tertentu (bisa bernilai nominal atau hadiah
lain), perusahaan justru akan mendapatkan peningkatan kinerja dari
mayoritas karyawan. Karyawan akan berusaha meningkatkan prestasi kerja
untuk menaikkan nilai diri sendiri di hadapan atasan.
3. Dengan menggunakan kompetisi internal sebagai motivasi kerja, diharapkan tidak ada lagi teman kerja tipe penjilat
yang hanya nampak manis di hadapan atasan akan tetapis sesungguhnya
memiliki kinerja yang rendah. Karyawan penjilat tidak memiliki motivasi
kerja apapun kecuali mendapatkan keuntungan tanpa harus bekerja keras
dan hasilnya pasti akan merugikan perusahaan. Dengan kompetisi antar
karyawan yang ketat, tidak akan ada ruang bagi penjilat untuk bergerak
karena prestasi hanya diukur dari kinerja masing-masing. Hal ini akan
menjadi motivasi kerja yang positif bagi seluruh (atau setidaknya
sebagian besar) karyawan perusahaan. Karyawan akan menuntut diri sendiri
untuk menjadi seorang karyawan dengan nilai lebih guna mendapatkan
penghargaan lebih dari perusahaan seperti hadiah atas keterpilihan
sebagai teladan, bonus pekerjaan ataupun hadiah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar