MENGAMBIL PELAJARAN DARI BERBAGAI KISAH PARA NABI
UMAT
terdahulu telah mengalami begitu banyak bencana alam yang dahsyat
diakibatkan mereka menolak kebenaran dan tidak sungguh-sungguh dalam
menjalankan perintah Allah dan tidak pula menjauhi
larangan-larangan-Nya. Kemaksiatan dan kedurhakaan menjadi sesuatu yang
sangat digemari.
Orang-orang
yang berkuasa berbuat zalim, sedangkan rakyat jelata berpaling dari
kebenaran. Yang halal diharamkan dan yang haram dihalalkan, sehingga
datanglah teguran dan kemurkaan Allah. Allah SWT berfirman: “Dan
sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika
mereka berbuat kezaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang
kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi
mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi
pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa. (QS. Yunus [10] : 13).
Selain
itu, marilah kita menoleh sejenak kepada apa yang terjadi di zaman nabi
terdahulu, di antaranya Nabi Nuh as. Nabi Nuh as berdakwah di tengah
kaumnya yang ingkar kepadanya, namun hanya sedikit sekali yang mau
mengikuti seruannya untuk mentauhidkan Allah. Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya
Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan
ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” Pemuka-pemuka dari kaumnya
berkata, “Sesungguhnya kami memandang kamu berada dalam kesesatan yang
nyata.” (QS. Al-A’raf [7] : 59-60).
Lalu setelah umatnya menentangnya dan tidak mengindahkan seruan dakwahnya, Allah SWT berfirman: “Maka
mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia dan orang-orang
yang bersamanya di dalam bahtera, dan Kami tenggelamkan orang-orang yang
mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta
(mata hatinya)” (QS. Al-A’raf [7] : 64).
Maka
jelaslah bagi kita bahwa ayat-ayat Alquran telah menjelaskan begitu
banyak peristwa, dan hendaknya kita mau mengambil pelajaran di dalamnya.
Janganlah kita menjadi kaum yang dikecam Allah SWT dalam Alquran, yaitu
kaum yang tidak mau mengindahkan peringatan-peringatan yang telah
terjadi dan pasti dapat berulang kembali kejadiannya di tempat berbeda
dan umat yang berbeda pula akibat kelalaian dan mempermainkan ayat-ayat
Allah SWT.
Sementara
di tengah kita saat ini, berbagai kekufuran dan keingkaran pun telah
dilakukan umat manusia. Dosa-dosa dan kemaksiatan bertebaran di tengah
masyarakat dan dilazimkan oleh generasi penerusnya, sehinggga seruan
agama tidak dihiraukan. Agama mulai jadi bahan olok-olokan,
senda-gurauan dan bahkan ada pula yang lantang menetang kesucian Islam,
memelintir ayat-ayat Alquran, menyerang keyakinan umat Islam dengan
segala pemikiran-pemikiran yang diada-adakan.
Bahkan,
sejumlah media menyiarkan turut pula menjadi corong kemaksiatan, corong
propaganda kerusakan moral dan akhlak. Seruan dakwah dilawan
sebagaimana menghadapi musuh besar, padahal dakwah amar ma’ruf nahi
munkar betujuan salah satunya menjauhkan manusia dari liang kehancuran
dan menyelamatkan manusia dari kemurkaan Allah SWT.
Janganlah sampai kita menghadapi apa yang Allah SWT ingatkan dalam firman-Nya: “Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga
apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu
mereka terdiam berputus asa.” (QS. Al-An’am [6] : 44).***
Hermawan Soediro
Tidak ada komentar:
Posting Komentar