Jumat, 10 Mei 2013


Kehidupan manusia seringkali diibaratkan sebagai sebuah perjalan, sehingga muncullah kata “mengarungi jalan kehidupan.” Setiap perjalanan memiliki tujuan yang akan dicapai dan membutuhkan alat-alat tertentu untuk membawa setiap orang pada tujuannya. Selain tujuan dan alat-alat tertentu seperti pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan tertentu, dalam perjalanan pun memerlukan kebutuhan-kebutuhan seperti makanan, pakaian, tempat beristirahat, dsb. Namun hanya mencapai sasaran atau tujuan saja tidaklah menjamin bahwa seseorang berhasil dan sukses dalam perjalanannya. Karena kesuksesan itu sendiri bukan sekedar deretan pencapaian tujuan, sebab kesuksesan itu sendiri adalah sebuah perjalanan.
Bagaimana agar seseorang dapat mencapai kesuksesan dalam hidupnya dan apa yang dimaksud dengan kesuksesan itu? Novelis H.G. Wells mengatakan bahwa kekayaan, ketenaran, posisi dan kekuasaan bukanlah ukuran kesuksesan sama sekali. Sedangkan definisi sukses menurut John C. Maxwell adalah “mengetahui maksud Anda dalam kehidupan, bertumbuh untuk mencapai potensi maksimal Anda dan menaburkan benih yang memberikan manfaat bagi sesama.” Sehingga ukuran sukses sejati adalah rasio antara apa yang mungkin kita capai dengan apa yang telah kita capai melalui potensi yang kita miliki.
Sebagian orang mungkin dapat menerima definisi sukses di atas dalam hidupnya, selai itu setiap orang juga memiliki kebebasan dalam menetapkan tujuan-tujuan dalam hidupnya. Namun sesungguhnya Allah sendiri telah menetapkan tujuan hidup manusia sejak kekekalan dan semua itu secara jelas telah dicatat dalam Alkitab. Bagaimana orang Kristen dapat menemukan tujuan hidupnya dan dimana ia dapat menemukan tujuan hidupnya di planet bumi yang sangat kompleks ini? Alkitab adalah jawabannya, dan setiap orang yang ingin mengetahui apa tujuan hidupnya di bumi ini harus bertanya kepada sang Pencipta, untuk apa manusia diciptakan di bumi ini? Tidak ada seorang pun yang paling mengetahui tujuan hidup manusia selain Allah sendiri yang telah menciptakan manusia. Bertanya dan melihat desain besar sang Pencipta adalah langkah terbaik untuk memiliki peta perjalanan hidup Kristen yang sukses di dunia ini. Alkitab menuliskan “karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” (Kol. 1:16). Ada satu desain besar yang Allah tetapkan bagi semua manusia di muka bumi ini, yaitu agar semua manusia memuliakan Allah melalui semua potensi hidup yang dimilikinya (1 Kor 10:31). Namun Allah juga memiliki tujuan-tujuan khusus dalam tiap-tiap individu, semua orang memiliki panggilan dan misi tersendiri dalam hidupnya.

Semua orang harus melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya. Sebagian orang mungkin tidak pernah menemukan maksud dan tujuan hidupnya di dunia ini, sebagian orang mungkin terlambat menemukan tujuan hidupnya di dalam Allah. Ada juga orang Kristen yang sejak mudanya telah mempelajari Alkitan dengan sungguh-sungguh dan kesadaran yang kuat mengenai tujuan hidup serta tanggungjawab di dunia ini. Di sisi lain, Allah juga tidak menciptakan manusia dengan talenta dan tujuan yang sama persis dan dengan masa depan yang pasti sama. Oleh karena itu masing-masing orang harus berusaha menemukan potensinya dan mengembangkannya secara maksimal dan menggunakannya bagi kemuliaan Allah.
Setiap orang juga perlu menyadari bahwa perjalanan hidup di dunia ini adalah perjalanan yang sangat singkat dan sementara saja (Ayub 14:1, Yak 4:14). Pemazmur menuliskan: “ Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” (Maz 105:15-16). Sekali pun demikian bukan berarti hidup harus disia-siakan, tetapi dipergunakan dengan bijaksana (Maz 39:5; 90:12).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar